Selasa, 15 November 2016

cerita plus plus

Hi, saya akan menceritakan sebuah pengalaman pahit yang dialamin oleh teman saya. Dia adalah teman saya sekaligus menjadi adik angkat saya namun demi harga diri korban, makanya nama mereka terpaksa saya samarkan.Saat kejadian ini berlangsung, saya sedang kuliah diAustralia. Nama temanku adalah Lidya (disamarkan) usia 24 tahun tinggi 162 cm berat badan 48 kg. Pengalaman pahit ini terjadi di tahun 1997, di mana saat itu dia bersama dengan teman mainku saat aku masih dulu, Lina. Dengan tinggi 160 cm berat 55 kg, tubuh Lina boleh dibilang cukupmontok sehingga orang sering menyebutnya 'semok' atau seksi dan montok. Tubuh Lina sangatlah terawat, walau pinggulnya besar dan usianya 28 thn, lekuk tubuhnya sangat indah, payudaranya yang berukuran 34B itu masih kencangdan kulitnya kuning langsat mulus. Hal ini disebabkan mereka sering fitness bersama dan mandi susu secara rutin di salah satu hotel di bilangan Sudirman.Pada malam kelabu itu, seusai dari fitness kami mencari makan di daerah Tanah Abang. Lydia memakai blue jeans dan kaos biru tua sedangkan Lina memakai celana aerobik hitam ketat serta kaos putih tipis. Setelah berputar-putar beberapa menit mereka lihat ada warung sop kaki kambing yang ramai pengunjungnya. "Wah, pasti masakannya enak, kita makan disitu aja yuk", ajak Lina. Lydia mengangguk saja sambil mencari parkir di dekat warung itu.Kami memesan 2 porsi sop kakikambing dan nasi putih.Singkat cerita kami makan sampai habis dan asyik ngobrol, sampai akhirnya kami sadar bahwa warungitu sudah sepi. Selain mereka, ternyata masih ada tiga pria yang sudah selesai makan. Seorang tinggi kurus satunya hitam kekar dan satunya lagi pendek gemuk berkumis. Ternyata mereka sedang menatap Lydia dan Lina sambil berbisik-bisik di antara mereka.Pria yang tinggi kurus itu tanpa berkedip memandang Lina, mulai dari wajahnya yang cantik dan manis lalu ke tubuhnya yang saat itu terlihat jelas lekuk tubuhnya karena keringat membasahi kaos putih tipis milik Lina. Maklum Lina adalah gadis keturunan bermata sipit, namun justru itulah daya tariknya didukung hidungnya yang mancung membuat wajahnya sangat menarik.Merasa kurang nyaman Lydia segera mengajak Linauntuk pulang. Sementara itu Lydia melirik mereka yang terus menatap kami berdua, kulihat matanya merah seolah habis minum alkohol. Tak mereka kuduga saat kami menghampiri mobil, ketiga pria tersebut di belakang kami dan mendorong kami masuk ke dalam mobil. Lydia kaget sampai tak sempat berteriak, " Diam!, kalau kalian mau selamat", bentak pria yang hitam kekar itu sambil menunjukkan golok di balik jaket hitamnya. Dengan mata tertutup mereka dibawa ke suatu tempat yang sepi dan asing sehingga mereka tidak tahu berada di daerah mana. Kedua tangan Lydia diikat di belakang badan, begitu juga dengan Lina.Lina mencoba meronta, dan hal ini membuat mereka gusar. "Plak..plak..",tampar pria tinggi kurus, hingga bibir Lina berdarah. "Tolong bebaskan kami" pinta Lydia, namun mereka tidak peduli, justru mendorong Lidya ke dalam ruangan besar bersamaan dengan Lina.Si kumis mulai menggerayangi tubuh Lydia, baju Lydia dilucuti dengan kasar sehingga sekarang Lydia telanjang bulat. Sambil mencoba menciumi Lydia, tangan si kumis meremas-remas payudara Lydia yang montok itu. Bau alkohol dan rokok dari mulutnya membuat Lydia terbatuk batuk beberapa kali. Sementara Lina disobek pakaiannya oleh dua pria lainnya, lalu dengan kasar mereka mendorong Lina ke ranjang berukuran besar. Lina mencoba melawan, tapi sia-sia saja, dia terkapar tak berdaya karena kedua tangannya terikat ke belakang dan kedua kakinya di pegang oleh pria hitam besar itu.Rupanya mereka adalah binatang buas yang senangmelihat mangsanya disakiti."Aduh.. jangan.." rintih Lina, ketika pria itu mencoba memasukkan penisnya ke vagina Lina.Rupanya pria tersebut kesulitan memasukkan penisnya karena lubang vagina Lina yang sempit itu."Aduh.. ahk.. ahhk", jerit Lina ketika akhirnya perawan Lina kebobolan, rupanya jeritan Lina ini membuat pria tersebut semakin gan